Senin, 19 November 2012

MACAM-MACAM TEORI ORGANISASI


MACAM-MACAM TEORI ORGANISASI


A.   Teori Organisasi Klasik
    Teori organisasi yang berkembang mulai awal abad ke-19 digolongkan ke dalam teori organisasi klasik atau disebut juga “teori tradisional” atau “teori mesin”. Pada masa ini, organisasi divisualisasikan sebagai sekelompok orang yang membentuk lembaga. Tiap-tiap bagian organisasi tersebut memiliki spesialisasi dan sentralisasi dalam tugas dan wewenang.
     Dalam teori organisasi klasik ini, dinyatakan bahwa sebuah organisasi terdiri atas empat unsur pokok, yakni sebagai berikut:
1.    Kegiatan yang tersistem dan terkoordinasi.
2.    Adanya sekelompok orang dengan spesialisasi tertentu.
3.    Kerja sama antara sekelompok orang dengan spesialisasi yang berbeda.
4.    Adanya kekuasaan dan kepemimpinan yang mengendalikan sistem tersebut.
Para penganut teori organisasi klasik meyakini bahwa organisasi bergantung pada kekuasaan, saling melayani, doktrin, dan disiplin. Teori organisasi klasik kemudian berkembang menjadi tiga aliran, yaitu teori birokrasi, administrasi, dan manajemen ilmiah.


B.   Teori Organisasi Klasik 1 - Teori Birokrasi
     Teori organisasi birokrasi berkembang dalam ranah ilmu sosiologi dan menekankan pada aspek legal-rasional. Legal dalam hal ini dimaknai sebagai bentuk wewenang yang dirumuskan dengan jelas berkaitan dengan aturan prosedur dan peranan masing-masing elemen. Sementara rasional, mengacu pada suatu tujuan yang jelas dan ditetapkan bersama.
     Salah satu tokoh pengusung teori organisasi klasik adalah Max Weber (21 April 1864-14 Juni 1920), seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog Jerman. Dalam salah satu karyanya yang terkenal, The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism dan The Theory of Social and Economic Organization, Weber menjelaskan mengenai karakteristik birokrasi yang tersusun atas hal-hal berikut ini:
1.    Pembagian kerja.
2.    Hirarki wewenang.
3.    Program rasional.
4.    Sistem prosedur.
5.    Sistem aturan hak kewajiban.
6.    Hubungan antarpribadi yang bersifat impersonal.


C.   Teori Organisasi Klasik 2 - Teori Administrasi
        Teori administrasi dalam teori organisasi klasik menekankan pada aspek makro dan praktik langsung manajemen. Beberapa tokoh pengusung teori administrasi adalah Henry Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta James D. Mooney dan Allen Reily dari Amerika.
      Dalam buku Admistration industrtrielle et Generale karya Henry Fayol (terbit 1916), misalnya, industrialis asal Prancis itu menyebutkan  bahwa  semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6(enam) kelompok, yakni:
1.    kegiatan-kegiatan teknikal;
2.    kegiatan-kegiatan komersial;
3.    kegiatan-kegiatan financial;
4.    kegiatan-kegiatan keamanan;
5.    kegiatan-kegiatan akutansi; dan
6.    kegiatan-kegiatan manajerial.
    Selain itu, Fayol juga menyatakan bahwa terdapat 14 dasar yang menjadi kaidah perkembangan teori administrasi. Kaidah manajemen tersebut terdiri atas pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan pengarahan, mendahulukan kepentingan umum, balas jasa, sentralisasi, rantai skalar, tata tertib, keadilan, kelanggengan personalia, inisiatif, dan semangat korps.
    Sementara itu, James D Mooney dan Allen Reilly berpendapat bahwa koordinasi memegang peranan penting dalam sebuah perencanaan organisasi. Sebuah organisasi harus menerapkan tiga prinsip utama, yakni sebagai berikut.
1.    Prinsip koordinasi.
2.    Prinsip skalar dan hirarki.
3.    Prinsip fungsional.


D.   Teori Organisasi Klasik 3 - Teori Manajemen Ilmiah
        Berbeda dengan teori administrasi, manajemen ilmiah lebih memusatkan teori organisasi pada aspek makro organisasi. Teori ini banyak berkembang di Mesir, Cina, dan Romawi. Salah satu tokoh pengusung teori ini, FW Taylor, memberi definisi teori manajemen ilmiah sebagai seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja.
Lebih jauh, FW Taylor menjelaskan bahwa organisasi memiliki empat kaidah, yaitu sebagai berikut.
·         Metode-metode kerja dalam praktik mulai digantikan dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja ilmiah yang benar.
·         Agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya, perusahaan harus rutin mengadakan seleksi, latihan-latihan, dan pengembangan para karyawan secara ilmiah,
·         Agar para karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah, pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan.
·         Perlu dikembangkan semangat dan mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang baik dan tercapainya manfaat manajemen ilmiah.


E.   Teori Organisasi - Teori Neoklasik
    Aliran teori organisasi Neoklasik muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap teori organisasi klasik, ketiga teori organisasi yang tergabung dalam teori organisasi klasik tersebut dinilai sangat kaku dan mengabaikan hubungan manusiawi. Teori organisasi neoklasik memberi perhatian khusus pada aspek psikologis dan sosial pada diri anggota organisasi, baik sebagai individu maupun kelompok kerja.
    Salah satu pencetus teori ini adalah Hugo Munsterberg, tertuang dalam bukunya, Psychology and Industrial Effeciency yang terbit pada 1913, dan dinilai sebagai rantai penghubung evolusi teori manajemen ilmiah menuju neoklasik.


F.    Teori Organisasi - Teori Modern
    Teori organisasi klasik dan teori organisasi neoklasik ternyata dinilai belum memuaskan untuk tuntutan manajemen modern. Banyak kelemahan dan ketimpangan yang masih ditemukan sehingga mendorong munculnya teori organisasi modern pada 1950.
    Teori organisasi modern ini kemudian dikenal dengan nama “analisis sistem” atau “teori terbuka” yang memandang organisasi sebagai satu kesatuan dari berbagai unsur yang saling bergantung. Beberapa perbedaan mencolok antara teori modern dengan teori klasik adalah sebagai berikut.
1.    Teori organisasi klasik menitikberatkan pada analisis dan deskripsi, sementara teori organisasi modern menekankan pada keterpaduan dan perancangan secara menyeluruh.
2.    Teori organisasi klasik terfokus pada konsep, skalar, dan hubungan vertikal, sementara teori organisasi modern cenderung horizontal, dinamis, dan multidimensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar